Stok Oksigen di Yogyakarta Mulai Langka
Stok Oksigen
Gambar : lustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Yogyakarta, CNN Indonesia --
Persediaan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Bantul, Yogyakarta kian menipis. Dinas Kesehatan Bantul kini merambah agen-agen kecil sembari menanti pasokan baru distributor.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa menuturkan, menipisnya stok oksigen seiring dengan kebutuhannya yang meningkat belakangan.
"Iya (menipis), sama dengan yang lain se-DIY," katanya melalui pesan WhatsApp, Kamis (23/6)
Pria yang karib disapa Oki itu menyebut pihaknya tengah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) guna meminta pasokan distributor.
"Kita kurang tahu kendala distributor apa, mungkin karena distributor besar yang ada saat ini selain melayani (suplai) DIY juga melayani sebagian Jateng," paparnya.
Baca juga:Daftar Sebaran 160 Kasus Varian Delta di 9 Provinsi Indonesia |
Sembari menunggu kabar dari provinsi, Dinkes Bantul kini mencari pasokan oksigen dari agen-agen kecil yang ada.
"Kita gunakan yang ada dan gresek-gresek cari," kata Oki.
Terpisah, Priyo Bowo, pemilik Abadi Oxygen atau salah satu agen isi ulang oksigen medis yang berlokasi di Klitren, Gondokusuman, Kota Yogyakarta mengaku persediaan oksigen miliknya sudah habis sejak Senin (21/6).
"Hari Senin kita cuma dikasih 4 tabung (oleh distributor), sorenya sudah habis," kata Priyo.
Sejak hari itu pula usahanya tak lagi melayani permintaan pelanggan. Padahal, oksigen ini tak cuma dipakai untuk menopang perawatan pasien Covid-19 semata.
"Kebanyakan yang minta oksigen ini orang sakit atau pasien yang di rumah. Jadi warga yang sudah pulang dari rumah sakit, untuk persediaan di rumah," sambungnya.
Kata Priyo, permintaan pengisian oksigen meningkat sepekan belakangan. Diakuinya, permintaan isi ulang oksigen cair naik sekitar 70 persen sejak masa pandemi Covid-19, namun baru kali ini pihaknya kehabisan stok. Abadi Oxygen sendiri selama ini mendapatkan pasokan dari PT. Samator.
"Tadi saya telepon, katanya ini dikhususkan untuk rumah sakit dulu. Belum ada kepastian untuk minggu ini," ujarnya.
Priyo mengaku sebenarnya tak tega melihat atau mendengar pelanggannya telantar. Tapi ia tak bisa berbuat banyak. Jasa pengisian oksigen lain, menurutnya, juga mengalami nasib serupa. Kalaupun ada, volume pengisian tak sampai 1 kubik atau 1.000 liter.
"Kalau ada ya mesti saya layani, karena ini urusan nyawa," tutupnya.
Direktur RSUD Kota Yogyakarta Ariyudi Yunita menuturkan, kebutuhan oksigen cair untuk perawatan Covid-19 di rumah sakitnya juga meningkat secara signifikan belakangan ini. Kendati, ia menyebut pasokan dari suplier yakni PT. Samator sejauh ini masih terus mengalir meski dengan jumlah yang lebih minim.
"Biasanya Samator itu mengirimkan harusnya per bulan kadang-kadang cuma sekali. Tapi karena tren kasus meningkat, jadi mengirimkan seminggu sekali karena kebutuhan akan oksigen," kata Yunita.
"Samator membagi, semua rumah sakit dibagi tapi tidak full," sambungnya.
Dengan kiriman terbatas, stok oksigen di RSUD Kota Yogyakarta bisa habis hanya dalam 6 hari saja. Kata Yunita, suplier bersedia mencarikan stok dari provinsi lain guna menutupi kekurangan rumah sakit.
"Rumah sakit mana yang harus diisi, kalau itu memang mendesak, akan dilarikan ke sana. Mereka (suplier) menjamin semua akan terlayani, tapi tidak full," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, di wilayahnya beberapa hari lalu juga sempat mengalami masalah ketersediaan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19.
"Hari Sabtu sempat ada beberapa rumah sakit besar yang kesulitan mendapatkan suplai oksigen, tapi hari Minggu sudah klir. Senin, Selasa sementara landai, belum tahu untuk hari ini," kata Joko saat dikontak.
Joko mengaku Dinkes terus menjalin komunikasi dengan berbagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang ada di Sleman guna memperbarui data ketersediaan oksigen ini.
"Harus kami komunikasikan dengan rumah sakit karena sifatnya (persediaan dan kebutuhan oksigen) sangat dinamis," tutupnya.
Baca juga:Polisi Ancam Bubarkan Massa Rizieq, Koordinator Bakal Diburu |
(kum/ugo)