Selain Anies Baswedan, Bima Arya Dinilai Berpotensi Didukung PAN pada 2024
Pilpres 2024
Gambar : Pujian Wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto (BAS) terhadap Presiden Jokowi merupakan sinyal dirinya siap bersaing sebagai Capres atau Cawapres di 2024. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, pujian Wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto (BAS) terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sinyal politik dirinya siap bersaing mendapatkan tiket sebagai calon presiden (Capres) atau calon wakil presiden (Cawapres) di 2024 mendatang.
Baca juga: Anies Temui Zulhas, Pengamat: Nggak Usah Malu-Malu untuk Urusan Politik 2024
Setidaknya kata Fadhli, Bima Arya berupaya memperoleh limpahan suara pendukung Jokowi yang memang menurut survei cukup besar. Terlebih, Jokowi juga diprediksi bakal menjadi salah satu king maker di Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Jadi King Maker Pilpres 2024, Jokowi Diyakini Tak Bakal Gegabah Pilih Jagoan
"Saya pikir pernyataan BAS adalah sebuah sinyal kuat bahwa dirinya siap ikut bersaing di Pilpres mendatang. Minimal upaya itu untuk mendulang dukungan Jokowi dan pengikutnya. Mengingat Jokowi sendiri belum memutuskan siapa yang akan didukungnya," kata Fadhli saat dihubungi, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga:
- Anies Dapat 2 Instruksi dari Jokowi Soal Penanganan Covid-19 Usai Mudik
- Anies Ucapkan Selamat Hari Buku Nasional, Berikut Fitur Bacaan di MRT
Menurut Analis Politik UIN Jakarta itu, jika benar Bima Arya berambisi ikut berkompetisi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu, tentunya ini akan membuat kepala daerah yang terjaring survei sebagai kandidat capres/cawapres tetapi belum mempunyai kendaraan politik berada dalam posisi sulit, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Baca juga: Pilpres 2024, Gatot Nurmantyo-Rizal Ramli Layak Jadi Capres-Cawapres Alternatif
"Bima Arya saya pikir bisa menjadi kepala daerah yang potensial didukung PAN, karena dia juga tokoh sentral di situ, apalagi Bima punya panggung politik hingga masa jabatannya berakhir di 2024 mendatang. Tentu saja, Anies yang digembar-gembor bakal disokong poros oposisi (Demokrat, PKS dan PAN) berada dalam posisi sulit," terang Fadhli.
Lebih lanjut kata Fadhli, Wali kota Bogor dua periode itu tinggal mengatur ritme dan memanfaatkan momentum untuk dapat mengubah popularitasnya menjadi elektabilitas.
"Saya lihat Bima Arya lebih punya banyak waktu dan momentum ketimbang kepala daerah lain yang masa jabatannya berakhir pada 2022 dan 2023, tinggal bagaimana dia bisa mengolahnya saja," pungkas Fadhli.
(maf)