Perang Antargeng di Penjara Terbesar Ekuador, Sedikitnya 58 Tewas
Penjara Terbesar Ekuador
Gambar : Polisi tampak menurunkan sesosok jenazah narapidana dari atap Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Guayaquil, Ekuador, Sabtu (13/11/2021). Kerusuhan akibat perang antargeng dalam penjara itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 58 narapidana dan melukai puluhan lainnya. (Sumber: AP Photo/Jose Sanchez)
Minggu, 14 November 2021 | 05:05 WIB
QUITO, KOMPAS.TV – Kerusuhan akibat perang antargeng di dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Litoral, penjara terbesar di Ekuador, pada Sabtu (13/11/2021) pagi menewaskan sedikitnya 58 narapidana.
Laporan polisi menyebut, sebanyak 12 narapidana juga terluka, dan senjata api serta bahan peledak turut disita.
Melansir Associated Press pada Minggu (14/11/2021), para narapidana berusaha mengebom dinding menggunakan dinamit untuk mencapai paviliun 2 dengan tujuan melakukan pembantaian.
"Mereka juga membakar kasur untuk membuat musuh mereka tertelan asap," ujar Gubernur Provinsi Guayas Pablo Arosemena.
"Kami memerangi perdagangan narkoba. Ini sangat sulit," imbuh Arosemena.
Komandan polisi Jenderal Tanya Varela menyatakan, pihak berwenang yang menggunakan drone untuk memantau, melihat bahwa para napi di tiga paviliun tampak bersenjata dengan pistol dan bahan peledak.
Mereka berupaya merangsek masuk ke paviliun 2 yang tak punya pemimpin, lantaran telah dibebaskan pada awal pekan sebelumnya.
"Insiden ini diakibatkan pertikaian antargeng kriminal memperebutkan teritori, karena ada beberapa paviliun yang kini tak punya pemimpin," terang Varela.
Warga yang tinggal di dekat penjara di kota pesisir Guayaquil itu melaporkan mendengar suara tembakan dan ledakan selama hampir 8 jam dari dalam penjara.
Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan insiden berdarah di dalam penjara. Dalam video, tampak mayat-mayat yang sebagian terbakar hangus, bergelimpangan di lantai.
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan