Menlu Qatar Bertemu Petinggi Taliban di Afghanistan, Bahas Apa?
Qatar Bertemu Petinggi Taliban
Gambar : Ilustrasi (AP Photo)
Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Senin, 13 Sep 2021 03:42 WIB
Kabul -
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammad bin Abdulrahman Al-Thani mengadakan pembicaraan dengan petinggi Taliban di Afghanistan. Sheikh Mohammad bin Abdulrahman Al-Thani menjadi pejabat paling senior yang mengunjungi negara itu sejak pengambilalihan Taliban.
Seperti dilansir AFP, Senin (13/9/2021) seorang pejabat Taliban mentweet bahwa Sheikh Mohammad bin Abdulrahman Al-Thani bertemu dengan pejabat senior rezim Afghanistan yang baru, meskipun rinciannya tidak diungkapkan.
Baca juga:Taliban Pastikan Perempuan di Afghanistan Bisa Mengikuti Pendidikan |
Kelompok itu merilis foto-foto Sheikh Mohammad bertemu Perdana Menteri baru Mullah Mohammad Hassan Akhund, sementara foto-foto dirinya dengan mantan presiden Hamid Karzai beredar di media sosial.
Di Doha, kementerian luar negeri mengkonfirmasi mengadakan pertemuan dengan pemerintah Afghanistan yang baru serta dengan Karzai dan Abdullah Abdullah, mantan kepala perunding perdamaian untuk pemerintah yang digulingkan.
Dalam sebuah pernyataan, Sheikh Mohammad mendesak para pejabat Afghanistan untuk melibatkan semua pihak Afghanistan dalam rekonsiliasi nasional.
Baca juga:Pertama Sejak Taliban Berkuasa, Polisi Afghanistan Jaga Bandara Kabul Lagi |
Pembicaraan tersebut mencakup perkembangan terbaru mengenai pengoperasian bandara Kabul dan memastikan kebebasan lintas dan perjalanan untuk semua.
Kementerian luar negeri mengatakan kedua belah pihak menekankan pentingnya upaya bersama untuk memerangi organisasi teroris.
Qatar telah lama bertindak sebagai mediator di Afghanistan, menjadi tuan rumah pembicaraan Taliban dengan Amerika Serikat (AS) di bawah mantan Presiden Donald Trump, dan kemudian dengan pemerintahan Presiden Afghanistan yang sekarang digulingkan Ashraf Ghani.
Hal ini juga mendukung puluhan ribu warga Afghanistan yang dievakuasi pada minggu-minggu terakhir pendudukan pimpinan AS saat mereka diproses sebelum menuju ke negara lain.
Belum ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan baru Taliban--dan hanya tiga negara yang mengakuinya selama pemerintahan pertama kelompok Islam garis keras dari 1996-2001.
Baca juga:Menlu Prancis Sebut Taliban Tukang Bohong, Ogah Jalin Hubungan |