Denmark Punya Teknologi Kebencanaan dan Kesehatan, Indonesia Mulai Lirik Potensi Kerja Sama
Teknologi Kebencanaan dan Kesehatan
Gambar : Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kanan) bersama Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia HE Lars Bo Larsen (kiri). Keduanya berdiskusi mengenai teknologi kebencanaan dan kesehatan.(Dok. Kominfo)
Penulis Hotria Mariana | Editor Anissa Dea Widiarini
KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia HE Lars Bo Larsen, Jumat (19/11/2021). Dalam pertemuan ini, keduanya berdiskusi soal hubungan kerja sama di bidang teknologi kebencanaan dan kesehatan. Johnny mengatakan, Denmark memiliki teknologi penanganan kebencanaan yang sudah diakui secara global. Ia berpendapat, teknologi tersebut bisa diterapkan di Tanah Air. Ini mengingat, Indonesia terletak di kawasan ring of fire sehingga sering mengalami bencana alam. “(Di Denmark) ada teknologi digital yang bisa memudahkan penanganan, mulai dari early warning system, saat bencana terjadi (during disaster), hingga setelah bencana (postdisaster). Jadi, kami sedang mendiskusikan teknologi tersebut,” terang Johnny. Terkait dana, ia memperkirakan, proyek tersebut bisa mencapai 500 dollar Amerika Serikat (AS). Karena itu, diperlukan persiapan yang matang untuk mewujudkan kerja sama itu. Pemerintah Denmark diharapkan bisa menyiapkan proposal kerja sama agar bisa diteruskan ke dalam prosedur dan tata kelola pemerintah di Indonesia, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Dengan begitu, penerapan teknologi kebencanaan dari Denmark bisa dikembangkan di Tanah Air,” ujar Johnny dikutip dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Minggu (21/11/2021).
Selain kebencanaan, Denmark juga memiliki teknologi vaccine health remote yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan, khususnya vaksinasi di daerah terpencil. Menurut Johnny, teknologi kesehatan tersebut bisa dikembangkan di Tanah Air. Terlebih, Indonesia saat ini tengah gencar menjalankan vaksinasi Covid-19. “Teknologi vaccine health remote kebetulan sejalan dengan pembangunan yang dilakukan oleh Kemenkominfo, yakni membangun infrastruktur teknologi informatika di seluruh daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Tentu ini harus dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” terang Johnny.
Baca juga: Menkominfo: IGDX 2021 Bantu Perkembangan Industri Game Lokal
Perlindungan data pribadi Tak hanya kebencanaan dan kesehatan, isu terkait keamanan ruang digital pun menjadi topik diskusi antara Johnny dan Larsen. Johnny menilai, ada peluang kerja sama antarnegara untuk persoalan tersebut. Lebih lanjut, ia menuturkan, sebenarnya isu keamanan digital sudah menjadi topik pembahasan dalam agenda Digital Economy Working Group (DEWG) G20. “Ada tiga topik yang akan dibawa oleh Indonesia di dalam DEWG. Pertama, post recovery dan connectivity. Kedua, digital literacy. Terakhir, cross-border data flow with trust. Jadi, ketiga agenda ini kami bahas untuk menyamakan persepsi antara Indonesia dan Denmark yang merupakan bagian dari European Union (Uni Eropa),” paparnya. Sebagai informasi, hubungan bilateral antara Indonesia dan Denmark telah berlangsung lebih dari 71 tahun. Bahkan sejak 2017, kerja sama keduanya semakin meningkat dengan fokus pada bidang ekonomi, keamanan, dan sosial budaya.