China-AS Sepakat Kerja Sama Atasi Perubahan Iklim di COP26
Perubahan Iklim di COP26

Gambar : China-AS sepakat untuk bekerja sama mengatasi perubahan iklim, termasuk mengurangi emisi metana, menghentikan konsumsi batu bara, dan melindungi hutan. (REUTERS/POOL)

Jakarta, CNN Indonesia -- China dan Amerika Serikat sepakat untuk bekerja sama mengatasi perubahan iklim, termasuk memangkas emisi metana, menghentikan konsumsi batu bara, dan melindungi hutan.
Keduanya diketahui merupakan penghasil emisi karbon dioksida terbesar di dunia.

Sebagaimana dilansir Reuters, kesepakatan ini diumumkan oleh utusan iklim AS John Kerry dan mitranya dari China Xie Zhenhua pada konferensi iklim PBB di Glasgow, Skotlandia.

"Bersama-sama kami menetapkan dukungan kami untuk COP26 yang sukses, termasuk elemen-elemen tertentu yang akan mempromosikan ambisi," kata Kerry dalam konferensi pers tentang kesepakatan antara Washington dan Beijing.

"Setiap langkah penting saat ini dan kami memiliki perjalanan panjang di depan kami."

Pilihan Redaksi
Ratusan Negara Janji Hentikan Pembangkit Listrik Batu Bara di COP26
RI dan 22 Negara Sepakat Setop Energi Batu Bara Bertahap di COP26
Greta Thunberg Anggap Konferensi Iklim COP26 sebagai Kegagalan

Berbicara melalui seorang penerjemah, Xie Zhenhua mengatakan bahwa kesepakatan itu akan membuat China memperkuat target pengurangan emisi.

"Kedua belah pihak akan bekerja sama dan dengan pihak lain untuk memastikan COP26 yang sukses dan memfasilitasi hasil yang ambisius dan seimbang," kata Xie.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik kesepakatan antara China dan Amerika Serikat.

"Menangani krisis iklim membutuhkan kolaborasi dan solidaritas internasional, dan ini merupakan langkah penting ke arah yang benar," tulis Guterres di Twitter.
Kepala kebijakan iklim Uni Eropa Frans Timmermans mengatakan kepada Reuters bahwa perjanjian AS-China memberi ruang untuk harapan.
"Sungguh menggembirakan melihat bahwa negara-negara yang berselisih di banyak bidang telah menemukan titik temu tentang tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini," katanya.
"Ini juga menunjukkan bahwa AS dan China tahu masalah ini melampaui masalah lain. Dan itu tentu membantu kami di sini di COP untuk mencapai kesepakatan."

(Reuters/agn)
 

---

Video Terkait: