Breaking News: Puing-puing Roket China Jatuh di Samudera Hindia
Puing-puang Roket China
Gambar : Roket Long March 5B. (AFP)
Dany Garjito | Rima Suliastini
Minggu, 09 Mei 2021 | 16:02 WIB
Suara.com - Roket China yang diprediksi menghantam bumi setelah menyelesaikan misinya di luar angkasa benar-benar jatuh. Puing-puingnya dilaporkan ada di Samudera Hindia, dekat Maladewa.
Menyadur France24 Minggu (09/05), hal ini dikonfirmasi oleh badan antariksa China, menyusul spekulasi mengenai di mana pesawat luar angkasa seberat 18 ton itu akan jatuh.
"Setelah pemantauan dan analisis, pada pukul 10:24 (0224 GMT) pada 9 Mei 2021, puing-puing tahap terakhir dari kendaraan peluncuran Long March 5B Yao-2 telah masuk kembali ke atmosfer," kata Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China dalam sebuah pernyataan.
Koordinat yang diberikan menunjukkan titik di Samudera Hindia dekat Maladewa. Sebagian besar segmen hancur saat masuk kembali.
Baca Juga:Diprediksi, Ini Lokasi Terbaru Bagian Roket China yang Jatuh ke Bumi
Layanan pemantauan Space-Track, yang menggunakan data militer AS, juga mengonfirmasi hal ini melalui Twitter. "Semua orang yang mengikuti entri ulang # LongMarch5B dapat bersantai. Roketnya jatuh."
Ilustrasi roket China. [Twitter]
Jatuhnya roket tersebut sesuai dengan prediksi beberapa ahli bahwa puing-puing akan tercebur ke laut, mengingat 70 persen planet ini adalah perairan.
Tetapi masuknya kembali objek sebesar itu secara tak terkendali memicu kekhawatiran tentang kerusakan dan korban jiwa, meskipun peluang statistiknya rendah.
Otoritas antariksa Amerika dan Eropa termasuk di antara mereka yang melacak orbitnya dan mencoba menentukan kapan dan di mana ia akan turun.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan militer AS tidak memiliki rencana untuk menembak jatuh roket itu, tapi ia menyatakan China sembrono karena membiarkannya jatuh dari orbit.
Baca Juga:Pentagon: Belum Ada Rencana Tembak Roket China yang Jatuh Akhir Pekan Ini
Tahun lalu, puing-puing dari roket Long March lainnya jatuh di desa-desa di Ivory Coast, menyebabkan kerusakan struktural tanpa korban jiwa.
Astronom Harvard, Jonathan McDowell mengatakan China harus mendesain ulang Long March-5B untuk menghindari skenario seperti itu.
"Tampaknya China memenangkan pertaruhannya (kecuali kita mendapat berita tentang puing-puing di Maladewa). Tapi itu masih sembrono," ujarnya.